IKHLAS, SABAR DAN PEMAAF ( MATERI PAI SMP KELAS 7 SEMESTER 2 )
A. Membaca dan mengartikan Q.S. an-Nisa/4:146/ Q.S. al-Baqarah/2: 153/ Q.S. Ali-Imran/3: 134
1. Q.S. an-Nisa/4: 146
a .Arti Mufradat (arti kata/kalimat)
b. Arti Q.S. an-Nisa/4: 146
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar. (Q.S. an-Nisa/4: 146)
2. Q.S. al-Baqarah/2: 153
a. Arti Mufradat (arti kata/kalimat)
b. Arti Q.S. al-Baqarah/2: 153
“Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepadalah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.
3. Arti Q.S. Ali-Imran/3: 134
a. Arti Mufradat (arti kata/kalimat)
b. Arti Q.S. Ali-Imran/3:134
“(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (Q.S. Ali-Imran/3: 134)
B. Kandungan Q.S. An-Nisa (4):146, Q.S. Al Baqarah (2):153, dan Q.S. Ali Imran (3): 134
1. Kandungan Surah an-Nisa’/4:146 serta Hadis Terkait
Kandungan surah an-Nisa’/4:146 menjelaskan tentang keikhlasan amal seseorang. Ikhlas merupakan syarat mutlak diterimanya amal. Perhatikan firman Allah Swt. berikut.“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan ¡alat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Surah al-Bayyinah/98:5)
“Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud r.a, Rasulullah saw.. bersabda: “Tiga hal yang tidak boleh hati seorang mukmin iri terhadapnya: ikhlas dalam beramal, memberi nasihat kepada pemimpin, dan melanggengkan kebersamaan dengan jamaah.” (H.R. Ahmad).
Setiap perbuatan manusia dimulai dari gerak hati atau niatnya. Oleh karena itu, yang harus diluruskan pertama kali agar tercapai derajat mukhlisin adalah niat di dalam hati. Allah Swt. berfirman: “Maka sembahlah Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai(nya).’ (Qs. Al-Mukmin/40:14)
Niat yang baik akan menghasilkan perbuatan baik. Begitu pula niat yang ikhlas akan mengantarkan ke perbuatan yang ikhlas pula. Dengan ikhlas, hati kita menjadi tenteram, tidak ada beban yang memberatkan.
2. Kandungan Surah al-Baqarah/2:153 serta Hadis Terkait
Kandungan surah al-Baqarah/2:153 menjelaskan orang-orang yang sabar. Sesungguhnya Allah Swt. beserta orang-orang yang sabar. Sabar merupakan pengendali hati untuk selalu Istiqamah dalam berbuat baik. Sayidina Ali bin Abi Thalib mengatakan.“Sabar adalah bagian dari iman, sebagaimana kepala bagian dari tubuh”.
Sabar bisa diartikan tabah, tahan menderita, ulet, tekun, dan tidak mudah putus asa. Sabar juga bisa berarti menahan, maksudnya adalah menahan diri dari kesusahan yang menimpanya, menahan lisan atau anggota badan dari perkataan dan perbuatan yang tidak baik, serta menahan rasa malas untuk berbuat baik.
Sabar juga berarti menahan diri untuk tidak melampiaskan nafsu angkara murka, mengendalikan lidah untuk tidak berkeluh kesah, dan mengontrol anggota tubuh untuk tidak bertindak anarki.
Orang yang sabar tidak hanya bersikap lapang dada saat menghadapi kesulitan dan musibah, tetapi juga teguh pendirian (Istiqamah) dalam memperjuangkan kebenaran, dan selalu dinamis dan optimistis dalam meraih masa depan yang lebih baik dan bermakna.
Sabar itu ada beberapa macam, antara lain sabar menjalankan perintah Allah Swt., menjauhi kemaksiatan atau meninggalkan larangan Allah Swt., menerima dan menghadapi musibah, menuntut lmu pengetahuan, serta sabar dalam bekerja dan berkarya.
Kelima bentuk kesabaran tersebut berkaitan erat dengan ketahanan mental spiritual, sehingga kesabaran itu selalu menuntut ketahanan jiwa dan kekayaan mental spiritual yang tangguh.
3. Kandungan Surah Ali-Imran/3: 134 serta Hadis Terkait
Kandungan surah Ali-Imran/3:134 menjelaskan ciri-ciri orang yang taqwa, yaitu selalu memaafkan orang lain.
Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita untuk saling memaafkan dan meminta maaf, sebaga-mana sabdanya: “Dari Aisah dari Anas berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Sambunglah tali silaturahmi kepada orang yang telah memutuskanmu dan maafkanlah orang-orang yang mendzalimimu“. (H.R. Baihaqi)
Pemaaf berarti orang yang rela memberi maaf kepada orang lain. Sikap pemaaf berarti sikap suka memaafkan kesalahan orang lain tanpa sedikit pun ada rasa benci dan keinginan untuk membalasnya. Dalam bahasa Arab sikap pemaaf disebut al-‘afw yang juga memiliki arti bertambah (berlebih), penghapusan, ampun, atau anugerah.
Setiap manusia pernah melakukan kesalahan. Kesalahan dan kekhilafan adalah fitrah yang melekat pada diri manusia. Rasulullah saw. bersabda “Setiap manusia pernah melakukan kesalahan dan sebaik-baik pelaku kesalahan itu adalah orang yang segera bertobat kepada Allah Swt.”. Ini berarti bahwa manusia yang baik bukan orang yang tidak pernah berbuat salah, karena itu mustahil, kecuali Rasulullah saw. yang ma’¡um (senantiasa dalam bimbingan Allah Swt.). Akan tetapi, manusia yang baik adalah manusia yang menyadari kesalahannya dan segera bertobat kepada-Nya.
Sebelum menerapkan perilaku ikhlas, sabar, dan pemaaf sebagai penerapan surah an-Nisa’/4: 146, surah al-Baqarah/2: 153 dan surah ali-Imron/ 3: 134, terlebih dahulu kalian harus membiasakan membaca al-Qur’an setiap hari, baik yang berkaitan dengan materi di atas maupun yang lainnya.
C. Contoh perilaku sebagai implementasi surah an-Nis’/4: 146, surah al-Baqarah/2: 153 dan surah ali-Imron/ 3: 134.
1. Perilaku Ikhlas dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku ikhlas sebagai penghayatan dan pengamalan surah An-Nis’/4: 146 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara:
- Gemar melakukan perbuatan terpuji dan tidak di pamerkan kepada orang lain;
- Ikhlas dalam beribadah, semata-mata karena Allah Swt.;
- Tidak mengharapkan pujian atau sanjungan dari orang lain;
- Selalu berhati-hati dalam bertindak atau berperilaku;
- Tidak pernah membedakan antara amal besar dan amal kecil;
- Tidak menghitung-hitung apalagi mengungkit-ungkit kebaikan yang pernah diberikan kepada orang lain.
2. Perilaku Sabar dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku sabar sebagai penghayatan dan pengamalan surah al-Baqarah/2: 153 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan cara sebagai berikut.
- Sabar dalam menjalankan perintah Allah Swt., seperti:
- Ketika mendengar azan segera menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah;
- Ketika bel berbunyi segera masuk kelas untuk mengikuti pelajaran;
- Saat orang tua memanggil, segera menghadap dan menemui agar tidak mengecewakannya.
- Sabar dalam menjauhi maksiat atau meninggalkan larangan Allah Swt., seperti:
- Ketika diajak membolos segera menolak dan menghindari teman-teman yang bersekongkol untuk membolos;
- Saat diajak tawuran segera menolak dan menjauhi teman-teman yang mengajaknya;
- Tidak cepat marah dan main hakim sendiri.
- Sabar dalam menerima dan menghadapi musibah, seperti:
- Ketika terkena musibah sakit tidak mengeluh dan tidak putus asa untuk berusaha mencari obatnya;
- Ketika terkena musibah tidak mengeluh dan tidak menyalahkan Allah dan orang lain.
- Perilaku Pemaaf dalam Kehidupan Sehari-hari
2. Perilaku pemaaf dalam Kehidupan Sehari-hari
Perilaku pemaaf sebagai penghayatan dan pengamalan surah ali-Imron/3: 134 dalam kehidupan sehari-hari dapat diwujudkan dengan:
- Memberikan maaf dengan ikhlas kepada orang yang meminta maaf;
- Meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat;
- Tidak memendam rasa benci dan perasaan dendam kepada orang lain.
D. Memahami Hukum Bacaan Nun Sukun/Tanwin)
Apabila ada nun sukun/tanwin berhadapan dengan huruf hijaiyyah, ada empat hukum bacaannya, yaitu idzhar (bacaan jelas), ikhfa (bacaan samar), idgham (bacaan lebur), dan iqlab (bacaan beralih).
Secara terperinci dapat dijelaskan sebagai berikut.
Macam-macam hukum bacaan nun sukun atau tanwin
1. Idhar
Idhar artinya jelas atau terang. Apabila ada nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqi hukum bacaannya disebut idhar.
Huruf-huruf halqi itu ada enam yaitu:
Contoh bacaan idhar:
2. Idgham
Idgham artinya memasukkan atau melebur. Apabila nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf dari huruf maka wajib dibaca idgham, cara membacanya seolah mentasydidkan nun sukun/tanwin ke dalam huruf hidup sesudahnya. Sehingga bunyi nun sukun atau tawin tidak terdengar sama sekali.
Idgham terbagi menjadi dua macam, yaitu: idgham bighunnah dan idgham bila ghunnah.
a.Idgham bighunnah
Idgham bighunnah artinya memasukkan atau melebur dengan dengung (ghunnah) yaitu bila nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf idgham bighunnah yang empat yaitu:
Hukum bacaannya wajib dibaca berdengung (bighunnah) dengan meleburkan suara nun sukun/tanwin ke dalam huruf yang ada di depannya.
Contoh bacaan idgham bighunnah:
Ketentuan bacaan idgham bighunnah tidak berlaku lagi jika nun sukun berada dalam satu kata. Hukum bacannya wajib dibaca idhar atau bunyi nun sukun/tanwin dibaca jelas.
b.Idgham bilaghunnah
Idgham bilaghunnah artinya memasukkan atau melebur tanpa berdengung. Apabila nun sukun atau tnwin bertemu dengan salah atu huruf idgham bilaghunnah yaitu
Hukum bacaannya tidak boleh berdengung tetapi wajib melebur nun sukun/tanwin ke dalam huruf sesudahnya.
Contoh bacaan idgham bilaghunnah:
3.Iqlab ( اقلاب )
Iqlab artinya membalik atau mengganti. Apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan huruf , maka hukum bacaannya disebut iqlab. Cara membacanya adalah bunyi nun sukun/ tanwin berubah menjadi bunyi mim Huruf iqlab hanya satu yaitu huruf
Contoh bacaan iqlab:
4.Ikhfa ( اِخْفَاءٌ)
Ikhfa artinya menyamarkan/menyembunyikan bunyi nun sukun atau tanwin. Maksudnya bunyi nun sukun/ tanwin dibaca samar-samar antara jelas dan dengung, serta cara membacanya ditahan sejenak. Hukum bacaan disebut ikhfa apabila nun sukun/tanwin bertemu dengan salah satu huruf ikhfa yang jumlahnya ada 15 yaitu:
Contoh bacaan ikhfa: